Konferensi Mahasiswa Jenjang Sarjana Multidisplin Ilmu
(Undergraduate Conference of Multidisciplinary Science)

Posts

Konsep Diri Remaja Putri Bertato di Yogyakarta

Oleh Vera Angraini dan Erlina Listyanti Widuri

Abstract:

This study aims to determine the self concept of tattooed young woman in Yogyakarta. With the criteria of young women aged 12-21 years. This research is a qualitative research using a case study approach. Data collection methods using interviews and data analysis methods using content analysis. The results showed that both subjects had low and different selfconcepts. Can be found in the results of interviews that have been conducted. It was concluded that in subject 1 the subject’s self-concept was low in social, physical, and psychological aspects. The low social aspects of the subject can be seen in which the subject includes people who are not easy to get along with and never mingle with the environment. Subjects who feel inferior about their appearance and very simple family circumstances prove the low self-concept of the subject in physical and psychological aspects. Whereas subject 2 has a low self concept in psychic aspects.

Key Words: Self Concept, Tattooed Young Women

Klasifikasi Judul Skripsi Program Studi Teknik Informatika Menggunakan Algoritma Naive Bayes

Oleh Fitria Nurhayati dan Arfiani Nur Khusna

Abstract:

Thesis preparation at UAD Informatics Engineering Study Program is divided into 2 areas of interest, namely Intelligent Systems (SC) and Software and Data Engineering (relata). The existing thesis title data is only used as an archive, and has never been processed or classified to find out the thesis topic trends based on the student’s area of interest each year. So there is no reference for curriculum evaluation. This research includes the data collection stage, the division of data into 2 parts (training data and test data), manual labeling of training data, text prepocessing, and classification. This study uses 1290 thesis title data, showing the results of the thesis title taking trend in 2013 to 2018 most of the students took the title relatively. Accuracy testing has a value of 94.6%, precision 97.3% and recall 85.7%.

Key Words: Confussion Matrix, Judul Skripsi, K-Fold Cross Validation, Klasifikasi, Naive Bayes

Fuzzy C-Means Clustering Untuk Identifikasi Keaktifan User Berdasarkan Log Data Pada Portal UAD.ac.id

Oleh Farid Bagas Sasongko dan Dewi Pramudi Ismi

Abstract:

This study aims to group user portal.uad.ac.id students into 3 groups seen from their activeness in accessing the academic portal. This system classifies users who are included Frequently, moderately, and lacking in opening portal sites. This research was made to classify activeness user, so it is hoped that students will be more critical in opening the academic web portal for smooth running academic process on campus. The method used in this research is Fuzzy C-Means. System development stages starting with analysis, design, implementation, and testing. Flow system by cleaning data (cleaning), data selection (data selection) takes data attributes that will be used, data transformation (data transformation) transforms data from text to numbers to take values ​​and the Clustering process with the Method Fuzzy C-Means. The clustering process runs by inputting the number of clusters, epsilon, rank and maximum iteration. The research conducted resulted in a web-based user grouping system that could determine which students are active, sufficient and lacking in accessing the portal. Alpha Test test results It was found that the system for grouping users based on log data was functionally feasible with the results reached 90% of respondents accepted. While testing with the Dunn Index below is based on the results clustering 2/3 is worth 1 or more than 3 clusters, so the results of clustering are tight and well separated (well separated). These results are expected to be able to solve the problem of information that has not reached the user.

Key Words: fuzzy c-means, clustering, web log data, web usage mining

AD9850 Based Function Generator Generator Fungsi Berbasis AD9850

Oleh Rudi Yusuf Fernades dan Wahyu Sapto Aji

Abstrak: Generator Fungsi terdiri dari generator utama dan generator modulasi. Generator Utama menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang segitiga dengan rangkuman frekuensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator modulasi menghasilkan bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan rangkuman frekuensi 0,01 Hz sampai 10 kHz. Generator sinyal input dapat digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau Frequency Modulation (FM). Selubung (envelope) AM dapat diatur dari 0% sampai 100%; FM dapat diatur frekuensi pembawanya hingga ±5%. Fungsi Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih tergantung rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi (frequency range). Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1V – 20 Vp-p (tegangan puncak ke puncak) kondisi tanpa beban, dan 0,1 V – 10Vp-p (Volt peak to peak/tegangan puncak ke puncak) dengan beban sebesar 50Ω. Output utama ditetapkan oleh SYNC Output. Penelitian ini membuat alat pembangkit Gelombang dan Frekuensinya, serta DDS AD9850 sebagai sensor pembaca gelombang pada osiloscope, menggunakan Arduino Uno sebagai pemograman untuk membangkitkan gelombang dan rotary encoder sebagai pengatur frekuensi, yang dimana jika nilai frekuensi 50 Hz akan mendapatkan hasill Vpp=1,2 Vpp dan Periode(T)=0,006 s, frekuensi 100 Hz mendapatkan hasil Vpp=1,2 Vpp dan Periode(T)=0,005 s, frekuensi 150 Hz mendapatkan hasil Vpp=1,2 Vpp dan Periode(T)=0,034 s, frekuensi 1 KHz mendapatkan hasil Vpp=1,2 Vpp dan Periode(T)=0,0006 s, frekuensi 1,5 KHz mendapatkan hasil Vpp=1,2 Vpp dan Periode(T)=0,0004s s, frekuensi 2 KHz mendapatkan hasil Vpp=1,2 Vpp dan Periode(T)=0,000225 s.

Perfeksionisme Pada Individu Gifted Berbakat

Oleh Isnanda Rifqi Helmi Susanto dan Fuadah Fakhruddiana

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran perfeksionisme pada individu gifted/berbakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara. Analisis data penelitian dilakukan dengan teknik analisis isi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 subjek, yaitu IL, WD dan TN. Ketiga subjek tersebut telah diketahui skor IQ-nya melalui tes inteigensi dan masuk dalam kategori kategori mildly gifted(berdasarkan skala wechsler). Ketiga subjek memiliki gambaran perfeksionisme yang meliputi dimensi self oriented, other-orientation, dan socially-prescribed. Berdasarkan hasil dan pembahasan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa perfeksionisme yang ada pada ketiga subjek terlihat di dimensi self oriented dan socially prescribed. Ketiga subjek memiliki sifat perfeksionisme pada sesuatu yang diminati serta merasa tertekan oleh harapan dari orang di sekitarnya.

Kata kunci: Gifted, perfeksionisme, bakat

 

Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Permainan Estafet Bola Modifikasi di KBIT Insan Mulia Bambanglipuro Bantul Yogyakarta

Oleh Susetya Diah Lestari

Abstract:

This research on modified ball relay game in KBIT Insan Mulia Bambanglipuro Bantul in the 2019/2020 school year aims to improve gross motor skills of children aged 3-4 years. The research was conducted based on the results of preliminary observations which showed that 17 out of 22 children who were present were still unable to make movements with the indicator of running while carrying light objects (ball). This type of classroom action research used collaborative methods with children aged 3-4 years as the research subjects carried out in two cycles consisting of planning, action, evaluation, and reflection. The object of the research was the indicator of running while carrying light objects like balls and flags. The data collection techniques were observation (checklist) and research instruments (observation sheet). The criteria for the success of the action in this study were 70% in the criteria of developed as expected. The results of pre-action observations obtained the data that 14% were in the criteria of developed as expected. Based on those results, the teacher then made improvements with the appropriate method that is the modified ball relay game activity. The results of the cycle I obtained the data that 50% of children’s gross motor skills increased. Based on the results of cycle I, the research continued in cycle II and the results showed that 72.72% were in the criteria of developed as expected and 18.18% were in the criteria of developed very well. The results of the data analysis showed that the modified ball relay game can improve the gross motor skills of children aged 3-4 years in KBIT Insan Mulia Bambanglipuro Bantul.

Key Words: gross motor skills, relay race, early childhood.

Hardiness Ibu Yang Memiliki Anak Down Syndrome

Oleh Tri Agustina dan Choirul Anam

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk-bentuk hardiness yang dilakukan orang tua yang memiliki anak down syndrome dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hardiness pada orang tua yang memiliki anak down syndrome. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang tua yang memiliki anak down syndrome. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan wawancara sebagai data yang utama dan observasi sebagai data pelengkap. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis isi (content analysis). Untuk memenuhi syarat validitas data, peneliti menggunakan triangulasi sumber data. Hasil penelitian ditemukan bahwa subjek I mampu menghadapi perkataan yang kurang menyenangkan dari lingkungan sekitar terhadap anaknya yang mengalami down syndrome dengan merasa bodo amat karena subjek lebih memilih fokus terhadap perkembangan anaknya, selain itu subjek tidak menghindar dan tetap berusaha menjelaskan kondisi anaknya kepada orang-orang yang menyakitinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hardiness subjek I adalah: penguasaan pengalaman, perasaan yang positif, pola asuh orang tua, hubungan yang hangat dan mendukung, kontribusi aktifitas, kemampuan sosial, serta kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Pada subjek II subjek mencoba menjelaskan kepada orang-orang saat anaknya dibanding-bandingkan tentang potensi yang dimiliki, sebab subjek tidak pernah memaksakan keahlian apa yang harus ada pada anaknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hardiness subjek II adalah: penguasaan pengalaman, perasaan yang positif, pola asuh orang tua, hubungan yang hangat dan mendukung, kontribusi aktifitas, kemampuan sosial, serta kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Kesimpulan dari penelitian ini subjek I menunjukkan bentuk hardiness, aspek komitmen bahwa subjek tetap menghadapi masalahnya dengan tidak menghiraukan perkataan dari lingkungan sekitar karena berfokus pada perkembangan anak. Subjek II menujukan bentuk hardiness dengan bersikap sabar dan menerima ketika potensi anaknya dibanding-bandingkan sebab subjek tidak memaksakan kemampuan yang harus dimiliki anaknya.

Kata kunci: anak down syndrome, hardiness, ibu

 

Mengapa Menjadi Relawan Siaga Bencana di Kabupaten Sleman Yogyakarta?

Oleh Tomy Anggriawan dan Sri Kushartati

Abstrak:

Subyek penelitian terdiri dari dua orang, keduanya sebagai relawan siaga bencana yang berdomisili di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Subyek menjadi anggota komunitas relawan dan memunyai pengalaman lebih dari dua tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa seseorang menjadi relawan siaga bencana di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pengambilan data yang dilakukan dengan metode wawancara. Penentuan subyek pada penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh dengan melakuakan in depth interview untuk menggali secara mendalam mengenai kehidupan subyek sebelum menjadi relawan, saat menjadi relawan dan dampak dalam kehidupan subyek saat menjadi relawan. Hasil penelitian ini mendapatkan gambaran seseorang menjadi relawan siaga bencana. Pada relawan pertama proses pengambilan keputusan menjadi relawan yaitu dorongan dari dirinya sendiri, karena subyek pernah merasakan menjadi korban pengungsian. Subyek juga mendapatkan dorongan eksternal dari rekan relawan yang selalu semangat menjalankan tugasnya. Pertimbangan karena subyek sudah berkeluarga dapat diatasinya dengan membagi waktu anatara menjadi relawan atau bersama keluarga. Pengalaman menjadi relawan membuat subyek berkomitmen menjadi relawan selama masih bisa menolong dan bermanfaat buat orang lain. Pada relawan kedua, pengambilan keputusan menjadi relawan yaitu dari dorongan internal subyek saat melihat korban bencana gempa bumi Bantul. Pertimbangan subyek yang sudah menikah saat menjadi relawan didukung oleh istrinya, sebab saat berada di lokasi terdampak bencana subyek terus menginformasikan keadaan subyek. Keteguhan subyek menjadi relawan menjadikan subyek bersyukur dapat diperbantukan dan diangkat sebagai pegawai di Tim Reaksi Cepat BPBD DIY. Kesimpulannya adalah proses menjadi relawan dipengaruhi oleh motif internal dan eksternal. Menjadi relawan siaga bencana yang memiliki resiko tinggi mengharuskan seorang relawan mengetahui resiko yang akan dihadapi, memahami Standard Operating Prosedure saat berada di daerah terdampak bencana. Komunikasi dengan pihak keluarga harus selalu terjalin untuk mengabarkan kondisi relawan yang berada di daerah terdampak bencana, sehingga pihak keluarga tidak cemas dengan kondisi dan mendapatkan dukungan dari keluarga. Komitmen yang dipegang teguh dengan niat yang baik menjadikan relawan mendapatkan kepuasan tersendiri dan hal lain yang tidak terduga.

Kata kunci: Relawan, Siaga Bencana.

Purwarupa Robot Pengangkut Barang dengan Pengendali Smartphone Android Berbasis WI-FI

Oleh Yuda Agung Ramdhan Syah dan Tole Sutikno

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk membuat purwarupa robot pengangkut barang dengan smartphone android berbasis wi-fi menggunakan 2 buah motor DC dan 3 buah motor servo yang diintregasikan dengan mikrokontroler Arduino Mega 2560. Modul wi- fi ESP8266 digunakan sebagai penghubung antara robot dan smartphone android, dengan jarak jangkauan maksimal 70 meter. Sistem ini dilengkapi LCD sebagai alat penampil mode remote saat robot terhubung dengan smartphone android. Arena robot berupa lintasan yang berbentuk persegi empat dengan empat titik koordinat A, B, C dan D dengan jarak antar bidang sepanjang 200 cm. Jadi total jarak didapat dari penjumlahan jarak A, B, C dan D sebesar 600 cm. Pengangkutan disimulasikan menggunakan barang dengan kapasitas beban 50 sampai 200 gram. Berdasarkan proses sistem yang telah dibuat dapat berfungsi dengan baik, yakni ditunjukkan oleh rata-rata lamanya waktu tempuh robot saat bergerak adalah 40,5 detik. Sedangkan untuk kecepatan robot diperoleh rata-rata waktu 15,46 detik per-satu kali fase gerak memindahkan barang.

Kata kunci: Arduino Mega 2560, modul wi-fi ESP8266, smartphone, android, robot.

Hubungan Antara Citra Raga dengan Perilaku Cyberbullying pada Remaja SMA X di Kota Yogyakarta

Oleh Kiki Anita Rahayu dan  Triantoro Safaria

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubunganantara citra raga dengan perilaku cyberbullying pada remaja SMA X di kota Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 57 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Skala yang digunakan dalam penelitian yaitu skala citra raga dan skala perilaku cyberbullying dengan teknik analisis korelasi product moment. Hasil analisis data penelitian pada subjek sebanyak 57 siswa menunjukan bahwa ada hubungan antara citra raga dengan perilaku cyberbullying dengan nilai F linieritas sebesar 1.616 dengan taraf signifikasi p=0,001 (p<0,05). Hasil analisis korelasi product moment sebesar 0,416 dengan taraf signifikasi 0,001 (p<0,01). Berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara citra raga dengan perilaku cyberbullying pada siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Semakin tinggi citra ragamaka akan semakin tinggi perilaku cyberbullying pada remaja, sebaliknya semakin rendah citra raga maka semakin rendah tingkat perilaku cyberbullying.

Kata kunci: Citra Raga, Perilaku cyberbullying