REPRESENTASI MASKULINITAS TOKOH KANG MUS DALAM FILM PREMAN PENSIUN

Oleh: Nabila Dwi Melatisari

Abstrak:

Film merupakan sebuah media massa yang menjadi bagian terbesar dalam kehidupan masyarakat saat ini. Film sendiri menjadi salah satu lifestyle yang diyakini sampai sekarang akan selalu menjadi primadona dimana-mana. Meskipun kita tahu tidak semua film akan laris di pasaran. Masyarakat indonesia sendiri merupakan audience terbesar yang memiliki sikap aktif terhadap film dan media massa lainnya. Baik dari segi film maupun media massa lainnya masyarakat dapat memilih sendiri informasi apa yang merekabutuhkan. Dalam kehidupan media massa saat ini, pencitraan media dalam gender sering sekali kita dapati di dalam film, drama, acara televisi dan lain-lain. Namun saat ini pencitraan film sangat berpengaruh pada identitas gender, salah satunya maskulinitas. Maskulinitas sendiri merupakan identitas gender seorang pria atau laki-laki yang di gambarkan oleh masyarakat dari bagaimana cara berpakaiannya, kehidupannya, dan pekerjaannya. Maskulinitas sendiri merupakan tuntutan realitas sosial dalam sebuah budaya. Penelitian ini berfokus pada film preman pensiun yang sempat tayang di sinema atau bioskop januari 2019. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis semiotika charles sanders pierce. Analisis semiotika sendiri penulis pilih karena penelitian ini mengkaji tanda verbal, tanda non verbal, serta ikon, indeks dan simbol. Hasil yang penulis lihat bahwa, tokoh utama pria yang ada pada tayangan film preman pensiun lebih peduli terhadap bagaimana kelanjutan hidupnya sebagai lelaki penganut maskulinitas tradisional. Yang dimana harus mampu menerjang badai dikehidupannya setelah memutuskan pensiun sebagai preman dan masalah baru yang ia hadapi. Maskulinitas ini di representasikan melalui cara ia berpakaian, bertindak, dan bertutur kata dalam tayangan film tersebut. Dalam tayangan film ini, maskulinitas yang terlihat adalah maskulinitas yang lebih cenderung tradisional. yang dimana pria atau laki-laki diarahkan untuk menghadapi segala masalah, seperti perkataan dari Alm. Kang bahar bahwa setiap pertanyaan harus terjawab di kamu, setiap persoalan harus terjawab di kamu. Hal ini di jadikan arahan agar pria dapat menyelesaikan masalahnya secara mandiri.

Kata Kunci: Film, Maskulinitas, Representasi