Bimawa UAD Selenggarakan Seminar Pengembangan Kesejahteraan Mental Mahasiswa di Era Digital

 

 

 

 

 

Dokumentasi Kegiatan Seminar Pengembangan Kesejahteraan Mental Mahasiswa di Era Digital

Yogyakarta – Sabtu, 05/07/2025 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Unit Konseling Bidang Pengembangan Karakter dan Kesejahteraan (PKK) Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) menggelar Seminar Pengembangan Kesejahteraan Mental Mahasiswa di Era Digital. Kegiatan yang dilaksanakan secara luring di Amphitarium Lantai 9 Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan tersebut dihadiri oleh 80 Pengelola Kemahassiswaan Perguruan Tinggi Se-DIY dan 11 FORPIMAWA DIY. Kegiatan tersebut nantinya akan dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan Konseling Sebaya Se-DIY tersebut dimulai pada pukul 07.30 WIB.

Dr. Choirul Fajri, S.I.Kom., M.A. selaku Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni menegaskan bahwa hadirnya digitalisasi membawa tantangan baru bagi kesehatan mental mahasiswa. “Perkembangan digital memang menawarkan kemudahan, tetapi juga menghadirkan tantangan yang dapat memengaruhi kesehatan mental. Ini yang harus kita siapkan bersama,” ujarnya. Hal ini juga diperkuat oleh Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H selaku Ketua FORPIMAWA DIY, yang menyampaikan pentingnya penguatan mental agar mahasiswa mampu menghadapi tekanan yang semakin berat, “Tekanan yang dihadapi mahasiswa saat ini semakin berat. Mereka membutuhkan pendampingan dan penguatan mental agar mampu bertahan dan meraih kesuksesan,” jelasnya.

Muhammad Iqbal Fauzi, S.E. melalui sambutannya memberikan apresiasi atas terselenggaranya Seminar Pengembangan Kesejahteraan Mental Mahasiswa di Era Digital. Ketua Tim Pembelajaran dan Kemahasiswaan LDIKTI Wilayah V DIY tersebut menekankan akan pentingnya pendampingan bagi mahasiswa untuk menjaga kesehatan mental karena hal berkorelasi dengan capaian prestasi yang dimiliki oleh mahasiswa, “Untuk memunculkan prestasi yang baik, dibutuhkan juga kesehatan yang baik,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Muchlas, M.T., Rektor Universitas Ahmad Dahlan, menyoroti media sosial yang kerap memicu stres dan berharap seminar ini menjadi sarana edukasi untuk menjaga kesehatan mental mahasiswa, “Media sosial seringkali menjadi sumber tekanan bagi mahasiswa. Melalui seminar ini, kami ingin memberikan edukasi agar mahasiswa mampu bijak dalam bermedia dan menjaga kesehatan mental mereka,” tuturnya.

Dr. Dody Hartanto, M.Pd., Ketua IBKPT ABKIN, menjelaskan bahwa mahasiswa menghadapi berbagai masalah, salah satunya adalah permasalahan mengenai kesehatan mental. Ia memaparkan, kesehatan mental mahasiswa zaman sekarang dan dulu itu berbeda. Hal tersebut dipicu oleh dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memicu stres berlebihan. Ia juga mengungkapkan sumber stres itu dilatarbelakangi oleh rasa marah, obsesi, takut,  dan kesedihan, “Jika amarah kita sudah berlebihan, maka cara menghadapinya adalah dengan menggunakan strategi teknik pengambilan nafas 3-3-6,” ujarnya membagikan tips.

MASALAH_KESEHATAN_MENTAL_GEN_Z

Dr. Suwarjo, M.Si., Wakil Dekan Fakultas Psikologi UNY, menambahkan bahwa jebakan pikiran seringkali menjadi akar masalah, “Perasaan itu muncul dari pikiran, dan tidak semua pikiran kita selalu benar. Kadang kita terjebak di dalamnya sampai lupa cara bahagia,” ungkapnya. Ia juga menekankan pentingnya dukungan teman sebaya, “Melalui teman sebaya, kita bisa saling mendengarkan, memberikan perhatian, dan menghubungkan kebutuhan satu sama lain. Prinsipnya sederhana, yaitu look, listen, and link,” pungkasnya.

TEMAN SEBAYA DAN KESEHATAN MENTAL MAHASISWA DI ERA DIGITAL (2025)

Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si selaku Plt Direktur Belmawa Ditjen Dikti dalam pemaparannya menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab masalah mental pada mahasiswa, di antaranya problematika klasik, yaitu adanya tekanan akademik. Selain itu, dampak dari masalah mental adalah menurunnya prestasi akademik, “Masalah kesehatan mental dapat berdampak luas pada mahasiswa, mulai dari menurunnya prestasi akademik, terganggunya hubungan sosial, hingga penurunan produktivitas dan fungsi harian,” ujarnya.

PPT Rekomendasi Kebijakan terkait Kesehatan Mental di Perguruan Tinggi

Seminar yang diikuti oleh 221 mahasiswa dari 74 perguruan tinggi se-Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut mengundang banyak antusias dari mahasiswa, salah satunya Faturahman Djaguna mahasiswa Universitas Jendral Ahmad Yani Yogyakarta dari Program Studi Hukum. Ia memberikan kesannya dalam mengikuti seminar, “Banyak hal yang saya dapatkan dari seminar kali ini, mulai dari cara mengelola emosi dengan baik dan ilmu-ilmu lainnya mengenai kesehatan mental yang tentunya sangat bermnafaat,” ungkapnya, “Saya harap seminar ini dapat terus berlanjut karena memberikan dampak positif bagi mahasiswa,” lanjutnya.

-Penulis: Intan Awalia Putri