Ekspedisi Pulau Buru UAD, Pulau Bersejarah yang Dilupakan

Tiga mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan ‘Orange Expedition’ di Pulau Buru Maluku Utara. Ketiga mahasiswa tersebut, Dodi Irawan (Ilmu Komunikasi), Azmiya Aisyah (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) dan Mahmud Syahril (Akuntansi).

Ketiga mahasiswa tersebut dilepas Dr Abdul Fadlil MT (Wakil Rektor III-UAD), Prof Dr Dwi Sulisworo MT (dosen pembimbing), Danang Sukantar MPd (Kabid Pengembangan Kemahasiswaan Biro Kemahasiswaan dan Alumni/Bimawa UAD),  Purwadi PhD (Kepala Pusat KKN-UAD) serta ketiga prodi di kampus 1, Jalan Kapas, Semaki, Kamis (30/1/2020) sore. Tiga mahasiswa itu juga dibimbing Dr Dedi Pramono MHum.

Danang Sukantar mengatakan, ‘Orange Expedition’ merupakan program baru untuk melakukan pengabdian dan penelitian di Pulau Buru Maluku Utara, 1-18 Februari 2020 oleh tim tersebut. Setelah itu, tim yang sama melakukan penelitian tentang sosial dan budaya Suku Tobelo yang diselenggarakan Rumah Baca Komunitas Buru bekerjasama dengan ‘Orange Expedition’, 20 Februari hingga 8 Maret di Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Halmahera, Maluku Utara.

Prof Dwi Sulisworo dan Dr Abdul Fadlil dalam sambutan pelepasan antara lain mengatakan, kegiatan ini diharapkan menjadi inspirator. “Mahasiswa tidak sekadar meneliti, tetapi bisa berbuat sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki,” kata Dwi Sulisworo. Hal senada juga dilontarkan Abdul Fadlil, program baru ini diharapkan bisa menyerap  nilai-nilai kearifan lokal, melakukan pengabdian dan penelitian. “Tim dari UAD berproses saja,” ucapnya.

Ditambahkan Dwi Sulisworo, program ini selaras dengan kebijakan Mendikbud Nadiem, mahasiswa perlu membuat kegiatan selama 3 bulan di luar kampus. “Ekspedisi ini saya berharap memberi pembelajaran dan pengalaman,” ujarnya.

Sedangkan Dodi Irawan mewakili tim menjelang pelepasan mengatakan,  Pulau Buru merupakan pulau bersejarah, tetapi selama ini dilupakan sejarah dengan berbagai ketertinggalannya. “Kami ingin berbuat sesuatu. Pulau Buru jangan hanya jadi ingat sejarah, sebagai tempat pembuangan korban politik, tetapi punya hak untuk maju,” ujarnya sambil menyebut Pulau Buru sangat dikenal lewat novel karya Pramoedya Ananta Toer, penulis Bumi Manusia.

Ditambahkan Dodi Irawan, Pulau Buru merupakan salah satu pulau besar di Kepulauan Maluku. Pulau Buru urutan ketiga setelah Pulau Halmahera di Maluku Utara dan Pulau Seram di Maluku Tengah. Pulau Buru berupa perbukitan dan pegunungan.

Pada ekspedisi ini, kata Dodi Irawan, output yang dihasilkan dengan membuat video pendidikan karakter berupa literasi dan nasionalisme. Melakukan wawancara dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat.

 

Sumber : https://krjogja.com/web/news/read/121068/Ekspedisi_Pulau_Buru_UAD_Pulau_Bersejarah_yang_Dilupakan