Posts

PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR D.I YOGYAKARTA SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014

Oleh: Annisa Denok Prawatya

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur DIY sebagai Wakil Pemerintah Pusat, menganalisis pelaksanaan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang terkait dengan tugas dan wewenang gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, serta mengetahui pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di DIY berkaitan dengan statusnya sebagai daerah istimewa. Penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja (Satker) Sekretariat Daerah D.I. Yogyakarta yang berkedudukan di Biro Tata Pemerintahan Setda DIY pada tanggal 18 Juni 2019 dengan mewawancarai 3 (tiga) orang pejabat/staf pengelola pada Satker Sekretariat Daerah D.I. Yogyakarta. Data hasil wawancara selanjutnya akan dianalisis oleh penulis secara deskriptif kualitatif dengan metode analisis, guna memotret pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur D.I Yogyakarta sebagai Wakil Pemerintah Pusat di daerah tahun 2018, sehingga diperoleh gambaran empiris tentang pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur D.I. Yogyakarta sebagai WakilPemerintah Pusat. Secara garis besar, pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur D.I. Yogyakarta sebagai Wakil Pemerintah Pusat tahun 2018 dilakukan oleh Satker Sekretariat Daerah D.I. Yogyakarta. Pelaksanaan tugas tersebut masih makro, yakni terkait dengan monitoring, evaluasi, dan supervisi terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan amanat Pasal 91 dan Pasal 93 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, dan kondisi ini terjadi di seluruh provinsi di Indonesia. Sebagian besar tugas dan wewenang Gubernur D.I. Yogyakarta sebagai wakil pemerintah pusat justru dilaksanakan oleh OPD Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta dengan pembiayaan yang dibebankan pada APBD D.I. Yogyakarta. Kemudian, tidak ada perbedaan dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur D.I. Yogyakarta sebagai wakil pemerintah pusat, dikaitkan dengan statusnya sebagai daerah istimewa. Tugas dan wewenang gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dilaksanakan sesuai asas dekonsentrasi (asas ini dilaksanakan sama/simetris untuk seluruh provinsi di Indonesia), sementara keistimewaan D.I. Yogyakarta dilaksanakan sesuai asas desentralisasi.

Kata Kunci: Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat, Desentralisasi

Strategi Publikasi Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung di Balai Layanan Perpustakaan Grahatama Yogyakarta

Oleh Erdi Wahyudi Febri

Abstrak: Penelitian ini membahas strategi publikasi dalam meningkatkan jumlah pengunjung di Balai Layanan Perpustakaan Grahatama Yogyakarta. Penelitian ini dilatarbekangi oleh persoalan kurangnya minat pengunjung di Balai Layanan Perpustakaan Grahatama yang berbanding terbalik dengan fasilitas yang ada sebagai penunjang besarnya minat pengunjung di Balai Layanan Perpustakaan Grahatama. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi publikasi dalam meningkatkan jumlah pengunjung di Balai Layanan Perpustakaan Grahatama Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber. Analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini sebagai berikut: (1) strategi publikasi yang dilakukan oleh Balai Layanan Perpustakaan Grahatama Yogyakarta untuk meningkatkan jumlah pengunjung di antaranya dengan menggunakan leaflet, brosur, acara, website, facebook dan instagram. (2) Berdasarkan penerapan strategi publikasi yang telah dilakukan oleh Balai Layanan Perpustakaan Grahatama Yogyakarta tersebut, maka terjadi peninkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya.

Kata kunci: Strategi Publikasi, Balai Layanan Perpustakaan Grahatama Yogyakarta

AKTIVITAS EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L) SEBAGAI ANTIBAKTERI MELALUI PENINGKATAN FLUKS ION ?+ DARI BAKTERI Bacillus subtilis

Oleh: Suluh Wiji Murti Pambajeng & Nurkhasanah

Abstrak:

Bacillus subtilis resisten terhadap eritromisin, linkomisin, sefalosporin, sikloserin, kloramfenikol, tetrasiklin, streptomisin dan neomisin. Berdasarkan beberapa penelitian daun kersen (Muntinga calabura L.) dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri karena mengandung senyawa flavonoid sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan, antiinflamasi juga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme antibakteri ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L) melalui peningkatan Fluks Ion K+ dari bakteri Bacillus subtilis. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimental menggunakan rancangan post test control group design. Untuk Kontrol terdiri dari kontrol ekstrak, dan kontrol bakteri (negatif), untuk perlakuan terdiri dari pemberian konsentrasi ekstrak akhir 30% b/v, ekstrak 45% b/v. Parameter yang digunakan untuk penelitian tersebut yaitu kadar ion K+. Analisis statistik dilakukan dengan membandingkan hasil kadar ion K+ pada kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan, menggunakan SPSS 17.0.0 two way anova. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) dapat menghambat Bacillus subtilis dengan konsentrasi ekstrak akhir 30% b/v. Pengamatan lebih lanjut dilakukan dengan menguji kadar ion K+ pada kerusakan permeabilitas membran sel bakteri.

Daun Kersen; Muntingia calabura L; AAS; KHM, Bacillus subtilis; microbial membrane disruption; leakage

PERLINDUNGAN KONSUMEN PARKIR ATAS PENERAPAN KLAUSULA BAKU (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 300/PDT.G/2010/PN.TNG.)

Oleh: Aiden Hamdani

Abstrak:

Penyediaan fasilitas jasa parkir di tempat perbelanjaan seperti mall atau tempat perhotelan, dibutuhkan pengelolaan jasa parkir yang dapat menjamin keamanan bagi konsumen parkir, namun terkadang dalam pengelolaan jasa parkir ada berbagai ketentuan yang menitik beratkan pengalihan tanggung jawab yang dilakukan oleh pengelola jasa parkir. Fenomena ini menjadi salah satu indikator penyebab terjadinya berbagai macam permasalahan yang berdampak pada hilangnya hak-hak konsumen jasa parkir. Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam Putusan No.300/PDT.G/2010/PN.TNG atas hilangnya mobil di area parkir dan dampak Putusan No.300/PDT.G/2010/PN.TNG tersebut terhadap pengelolaan jasa parkir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (i) penyedia jasa parkir tersebut yang pengelolaannya dilakukan profesional dan sah, dan bukan merupakan parkir ilegal, maka pengelola jasa parkir bertanggung jawab penuh atas segala bentuk kerusakan maupun kehilangan barang yang dialami oleh pengguna jasa parkir (Konsumen parkir).

Kata Kunci: Peroblematika. Konsumen. Klausula Baku. Putusan Mahkamah Agung

TINJAUAN HUKUM PROGRAM ASURANSI SAPI DI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Oleh: WILLIAT AZWAR

Abstrak:

Program asuransi sangat bermanfaat bagi peternak sapi karena diberikan subsidi premi, kelompok atau sorang tetap bisa melanjutkan usaha apabila mengalami kerugian akibat hilang dan/atau matinya hewan ternak sapi yang dimiliki dengan ganti rugi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala dalam Program Asuransi Usaha Ternak Sapi di tinjau dari Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 01/Kpts/SR.230/B/01/2020 tentang Pedoman Bantuan Premi Asuransi Usaha Ternak Sapi. Hasil penelitian menyatakan bahwa: (i) regulagi program asuransi sapi di dinas Menerapkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 40/Pementan.SR.230/7/2015.Dalam pasal 31 pelaksanaan peraturan Menteri diterbitkan pedoman pelaksanaan fasilitasi asuransi pertanian sesuai dengan spesifik komoditas oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri. (ii) analisis yuridis program asuransi usaha ternak sapi dalam pelaksanaannya terjadi kurangnya sosialisasi, kurangnya orang yang memahami tentang mengurusi asuransi sekaligus melakukan operator aplikasi SIAP, dan terkendala karena ada virus Covid-19 pada tahun 2020.

Kata Kunci: Tinjauan Hukum Program, Asuransi Sapi, Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan.

HUBUNGAN KONDISI BAYI SAAT LAHIR DAN KONSUMSI MIKRONUTRIEN DENGAN KEJADIAN ANAK STUNTING DI WILAYAH PUSKESMAS JETIS 1 BANTUL YOGYAKARTA

Oleh: Sarah Febiyana

Abstrak:

Stunting adalah postur tubuh pendek yang timbul karena malnutrisi kronis. Konsumsi zat gizi mikro seperti zat besi, zink, kalsium serta kondisi bayi saat lahir dengan berat lahir, panjang lahir, dan lahir cukup bulan merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap proses pertumbuhan anak. Penelitian ini menggunakan design case-control dengan kriteria inklusi kelompok kasus adalah anak usia 24-59 bulan yaitu dimana pertumbuhan akibat kurang asupan gizi secara kronis berlangsung cukup lama dengan TB/U (Tinggi Badan menurut Umur) kurang. Adapun kriteria inklusi kelompok kontrol adalah anak usia 24-59 bulan. Pada penelitian ini sejumlah 80 responden direkrut setelah menyetujui informed consent dan masuk dalam kriteria inklusi. Pada kelompok kontrol (N=40) dan kasus (N=40). Pengambilan data terkait kondisi bayi saat lahir dan asupan mikronutrien dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan instrumen dan food recall. Analisis statistik untuk mengetahui hubungan kejadian stunting riwayat lahir serta asupan mikronutrien menggunakann analisis Chi square. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah semakin sedikit tingkat konsumsi mikronutrien (zat besi, zink, kalsium) dan panjang lahir anak <48 cm maka resiko anak untuk menjadi stunting semakin besar.

Kata Kunci: Anak; stunting; mikronutrien; kondisi bayi lahir

HUBUNGAN PEMAHAMAN PRODUK MINUMAN KEMASAN HALAL TERHADAP MINAT BELI DAN UJI KADAR ETANOL PADA SAMPEL MINUMAN KEMASAN MENGGUNAKAN METODE GAS CHROMATOGRAPHY

Oleh: Rahma Anggita Putri, Nurkhasanah, & Amalya Nurul Khairi

Abstrak:

Mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan minuman maupun makanan halal menjadi potensi yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman masyarakat mengenai produk dengan minat beli minuman kemasan dan mengetahui kadar alkohol pada produk minuman kemasan. Teknik pengumpulan data adalah dengan mengumpulkan data responden dengan kuisioner online maupun offline. Data utama yang diperoleh dari kuesioner (pernyataan) yang dianalisis menggunakan correlation product moment dengan bantuan SPSS. Penetapkan kadar etanol pada 6 sampel minuman kemasan menggunakan metode Gas Chromatography (GC). Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan waktu retensi (tR) senyawa sampel dengan senyawa pembanding pada kromatografi gas (GC). Analisis kuantitatif yang dilakukan adalah penetapan kadar etanol berdasarkan AUC sampel serta AUC kurva baku etanol. Kadar alkohol dinyatakan dalam % v/v. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman produk responden berpengaruh signifikan (p < 0,05) terhadap minat beli minuman kemasan.

Kata Kunci: Pemahaman Produk; Minat Beli; Minuman Kemasan; Alkohol; Kromatografi Gas.

Hubungan Antara Konsep Diri dan Dukungan Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa Rantau di Yogyakarta

Oleh Risky Liyon Septya dan Siti Muthia Dinni

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara konsep diri dan dukungan teman sebaya dengan penyesuaian diri mahasiswa rantau di Yogyakarta. Subjek penelitian ini berjumlah 111 mahasiswa rantau yang berada di Yogyakarta.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala penyesuaian diri, skala konsep diri, dan skala dukungan teman sebaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsep diri dan dukungan teman sebaya dengan penyesuaian diri mahasiswa rantau (R=0,521; p<0,01). Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan penyesuaian diri mahasiswa rantau (rx1y=0,586; p<0,01). Tidak terdapat hubungan antara dukungan teman sebaya dengan penyesuaian diri mahasiswa rantau (rx2y=0,160; p>0,05). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada pengaruh yang sangat signifikan antara konsep diri dan dukungan teman sebaya terhadap penyesuaian diri. Hasil uji hipotesis minor menunjukkan bahwa: (1) adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan penyesuaian diri, faktor internal lebih mempengaruhi penyesuaian diri individu karena faktor ini berasal dari dalam diri individu serta penilaian individu terhadap dirinya sendiri; (2) tidak terdapat hubungan antara dukungan teman sebaya dengan penyesuaian diri, meskipun dukungan teman sebaya yang individu dapatkan cukup tinggi, namun jika tidak sesuai dengan pemikiran individu, maka itu tidak akan mempengaruhi penyesuaian dirinya.

Kata kunci: Konsep Diri, Penyesuaian Diri, Dukungan Teman Sebaya

 

Hubungan Antara Persepsi Pola Asuh Otoriter dan Problem Focused Coping Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa di SMA “X” Yogyakarta

Oleh Rifda Rosyada dan Triantoro Safaria

Abstrak:

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi pola asuh otoriter dan problem focused coping dengan perilaku bullying pada siswa. Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI di SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta. Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 125 siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu skala perilaku bullying, skala persepsi pola asuh otoriter, dan skala problem focused coping. Metode analisis yang digunakan adalah teknik statistik analisis regresi linier berganda.  Hasil dari analisis data dengan hipotesis mayor menunjukkan bahwa nilai koefisien R = 0,132 dengan p= 0,000 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara persepsi pola asuh otoriter dan problem focused coping dengan perilaku bullying yang memberikan sumbangan efektif sebesar 13,11%. Hasil analisa menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi rxy=0,020 dengan taraf signifikansi p=0,020 (p<0,05) yang berarti hipotesis minor pertama diterima karena terdapat hubungan antara persepsi pola asuh otoriter dengan perilaku bullying yang memiliki sumbangan efektif sebesar 6,30%. Hasil analisis hipotesis minor kedua menunjukkan nilai korelasi rxy=-0,225 dengan taraf signifikansi p=0,015 (p<0,05) yang berarti hipotesis minor kedua diterima karena terdapat hubungan antara problem focused coping dengan perilaku bullying yang memiliki sumbangan efektif sebesar 6,81%.Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara persepsi pola asuh otoriter dan problem focused coping dengan perilaku bullying.

Kata kunci: Perilaku Bullying, Persepsi pola asuh otoriter, problem focused coping

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK KOSTUM PENARI JATHILAN KUDHO MANGGOLO NGESTIREJO, TANJUNGSARI GUNUNGKIDUL

Oleh: Roziq Putra Bogianto

Abstrak:

Jathilan merupakan pertunjukan yang dikenal sebagai kuda kepang dan dilakukan oleh laki- laki yang menunggang kuda- kudaan pipih yang dibuat dari anyaman bambu. Komponen- komponen dalam pertunjukan jathilan merupakan sebuah bentuk komunikasi yang menggambarkan sebuah alur cerita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna simbolik yang ada di dalam kostum penari jathilan Kudho Manggolo di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Lokasi penelitian berada di Paguyuban Jathilan Kudho Manggolo Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, DIY. Metode pengambilan data yaitu Wawancara tidak terstruktur dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan pendekatan kualitatif dan diuji dengan menggunakan validasi data. Hasil penelitian menunjukan Kostum jathilan Kudho Manggolo terdiri atas 13 kostum yang selalu dimunculkan saat pementasan. Pemaknaan  tersebut  akan  diambil  menjadi  sebuah  pelajaran  dengan memaknai wujud kostum penari jathilan Kudho Manggolo di setiap babak yang dibawakan, sesuai dengan urutan penampilan jathilan Kudho Manggolo dalam pementasanya yaitu Kostum Penari Seri Putri dan Putra ( prajurit dengan kostum prajurit yang gagah berani), Kostum Bujang Ganong (Bujang Ganong membawakan solah tarian jenaka), Kostum Barongan  (sosok  yang  menyeramkan,  wujud  dari  energi  negatif), Kostum Celengan (menabung atau menyimpan uang), Kostum Pawang atau Pamomong (gambaran seperti apa kita seharusnya ketika memasuki usia senja kelak).

Kata Kunci: Jathilan, Kostum Penari, Makna Simbolik