DESKRIPSI GENOTIP GEN CYP2C9 PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2: KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Nidaul Makwa

Abstrak:

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit degeneratif yang terus meningkat prevalensinya di seluruh dunia, dan ditandai dengan kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau gangguan fungsi insulin. Faktor genetika diperkirakan berperan 15 – 30% terhadap perbedaan metabolisme dan respon obat antar individu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui deskripsi genotip gen CYP2C9 pada pasien DM tipe 2. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu narrative review, yang dilakukan dengan mengumpulkan data, mengidentifikasi serta menggambarkan atau menganalisis artikel yang ditemukan. Kata kunci yang digunakan untuk pencarian menggunakan PICO seperti “CYP2C9, diabetes mellitus, type 2, antidiabetic oral” dan bantuan operator boolean. Penelusuran artikel dilakukan pada Google Scholar, PubMed, dan beberapa situs penyedia artikel internasional. Hasil penelitian ini yaitu menemukan 13 artikel internasional yang diperoleh dari PubMed, Google Scholar, dan DOAJ. Rata- rata varian alel yang ditemukan yaitu CYP2C9*2 (rs1799853) dan CYP2C9*3 (rs1057910) dengan genotip heterozigot CYP2C9*1/*2, CYP2C9*1/*3 serta genotip heterozigot karena polimorfisme 2 alel yaitu CYP2C9*2/*3. Genotip homozigot yang ditemukan yaitu CYP2C9*1/*1 (wild type) serta genotip yang mengalami polimorfisme 2 alel yaitu CYP2C9*2/*2 dan CYP2C9*3/*3.

Kata Kunci: Diabetes Mellitus Tipe 2; Genotip gen CYP2C9; Narrative review

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT AMLODIPIN, CANDESARTAN, DAN KOMBINASI AMLODIPIN CANDESARTAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI UNIT RAWAT JALAN RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

Oleh: Navyola Rosdiana Jales Yudha & Adnan

Abstrak:

Efektivitas obat antihipertensi adalah obat antihipertensi yang mampu menurunkan tekanan darah sesuai standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antara terapi amlodipine, candesartan maupun kombinasi amlodipine candesartan dan mengetahui perbandingan tekanan darah sebelum dan setelah diberi terapi pada masing-masing kelompok obat antihipertensi pada pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Pengambilan data menggunakan metode retrospektif. Efektivitas diukur dari selisih tekanan darah. Sampel yang digunakan 160 orang pasien hipertensi yang mendapatkan terapi amlodipine, candesartan, kombinasi amlodipine-candesartan selama periode Januari sampai Desember 2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai tekanan darah sistol dan diastole (p value > 0,05) antara terapi amlodipine, candesartan, dan kombinasi amlodipine-candesartan. pada perbandingan nilai tekanan darah baik sebelum dan setelah diberi terapi pada tekanan darah sistol dan diastole pada amlodipine (p value > 0,05), candesartan (p value > 0,05), dan kombinasi amlodipine-candesartan (p value > 0,05).

Kata Kunci: Hipertensi; Amplodipin; Candesartan; Kombinasi Amlodipine Candesartan; Efektivitas

AUTENTIKASI LEMAK TIKUS WISTAR DENGAN METODE GCMS (GAS CHROMATOGRAPHY MASS SPECTROMETRY) DIKOMBINASI KEMOMETRIKA

Oleh: Nadia Miftahul Jannah & Any Guntarti

Abstrak:

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia dan memiliki jumlah penduduk mayoritas muslim. Hal ini yang mendasari bahwa Indonesia selalu mempertimbangkan terkait dengan kehalalan suatu produk. Dalam beberapa kasus ditemukan penyalahgunaan produk non-halal, yaitu daging tikus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asam lemak dalam lemak tikus wistar menggunakan metode GCMS yang dikombinasikan dengan kemometrika principal component analysis (PCA) dengan lemak hewan lain (anjing, babi, dan sapi). Ekstrak lemak tikus wistar, lemak hewan lain (anjing, babi, dan sapi), dan sampel (bakso) dipasaran diekstraksi dengan cara rendering menggunakan oven pada suhu 90-100°C selama 1-1,5 jam. Kemudian masing-masing lemak hasil ekstraksi didervatisasi dengan ditambahkan larutan NaOCH3 dan BF3 untuk mengubah lemak menjadi senyawa metil ester, selanjutnya diinjeksikan ke sistem instrumen GCMS. Kesimpulan dari penelitian ini analisis GCMS menunjukan komponen asam lemak tikus wistar antara lain miristat (0,14±0,00)%, palmitoleat (0,67±0,08)%, palmitat (19,32±1,82)%, linoleat (32,97±2,35)%, oleat (45,28±11,93)%, stearat (1,40±0,09)%. Total kandungan asam lemak tak jenuh pada tikus wistar adalah 78,93% dan asam lemak jenuh adalah 20,87%. Analisis kemometrika PCA berhasil mengelompokkan lemak tikus wistar, lemak hewan lain, dan sampel di pasaran (bakso).

 

Kata Kunci: Tikus; metil ester; GCMS, kemometrika PCA.

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa DAN ANALISIS FLUKS ION K+

Oleh: Muthia & Nanik Sulistyani

Abstrak:

Penyakit infeksi dari tahun ke tahun prevalensinya cukup tinggi. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan masalah dalam kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Hal ini yang mendasari untuk mencari antibiotik terbaru atau alternatif pengobatan lain yang bisa digunakan dalam pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun kersen terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan kemampuan menyebabkan kebocoran ion K+. Metode yang digunakan untuk mengetahui adanya efek antibakteri yaitu dengan metode dilusi cair untuk mendapatkan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Selanjutnya uji kebocoran sel untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun kersen dalam merusak membran sel bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan mengamati jumlah kadar ion K+ yang diukur menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil menunjukkan bahwa KHM ekstrak etanol daun kersen tidak dapat diamati kejernihan dan kekeruhannya karena ekstrak etanol daun kersen berwarna coklat, nilai KBM yang diperoleh sebesar 10% b/v kemudian pengamatan dengan menguji kebocoran ion K+ terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa yang ditandai dengan peningkatan kadar ion K+ setelah adanya penambahan ekstrak etanol daun kersen.

Kata Kunci: Ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.); Pseudomonas aeruginosa; kebocoran sel.

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70 % DAUN JEMBIRIT (TABERNAEMONTANA SPHAEROCARPA (Bl) BURKE) DENGAN METODE DPPH (1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL)

Oleh: Murati Rohmah & Nina Salamah

Abstrak:

Penelitian medis telah menunjukan bahwa radikal bebas ikut terlibat dalam berbagai proses patologis. Oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel sehingga memunculkan berbagai penyakit seperti kanker, penyakit hati dan kardiovaskuler. Paparan zat kimia dan kontaminan secara terus menerus dapat menyebabkan stres oksidatif yang bersifat ireversibel. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun jembirit (Tabernaemontana sphaerocarpa (Bl) Burke melalui penangkapan radikal bebas. Penelitian ini bersifat eksperimental untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol berbagai konsentrasi yang ditetapkan dengan spektrofotometer UV-Visibel dengan menggunakan metode penangkapan radikal bebas DPPH yang dinyatakan dengan parameter ES50. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua konsentrasi kelompok mempunyai aktivitas sebagai penangkap radikal bebas. Harga ES50 kontrol positif kuersetin dan ekstrak etanol daun Jembirit adalah 2,224±0,045 μg/mL dan 557,71±34,585 μg/mL. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun Jembirit diklasifikasikan sebagai antioksidan sangat lemah sedangkan kuersetin merupakan antioksidan sangat kuat.

Kata Kunci: Ekstrak Etanol; Jembirit; Tabernaemontana sphaerocarpa (Bl) Burke; antioksidan; DPPH

ANALISIS KUANTITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN METODE DDD (DEFINED DAILY DOSE) PADA PASIEN RAWAT INAP PARU RSUD CILACAP PERIODE JANUARI – JUNI 2019

Oleh: Muhammad Shoufi Islami

Abstrak:

Penyakit infeksi pada saluran pernafasan merupakan penyakit umum yang sering terjadi pada masyarakat. Salah satu infeksi paru yang banyak ditemukan di indonesia dan paling sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa adalah Tuberkulosis, Penyakit Obtruksi Paru Kronis, dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas. Tingginya prevalensi dari ketiga penyakit tersebut serta dampak yang ditimbulkan membawa akibat pada tingginya konsumsi antibiotika. Penelitian ini dilakukan terhadap 148 pasien paru rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi. Dari penelitian ini menunjukkan terdapat 20 jenis antibiotika yang digunakan. Total nilai penggunaan antibiotika sebesar 28,516 DDD/100 patient-days. Kuantitas Penggunaan antibiotika tiga terbesar yaitu Ceftriaxone 11,180 DDD/100 patient-days, Azithromicin 4,667 DDD/100 patient-days, dan Cefixime 3,287 DDD/100 patient-days. Kesimpulan dari penelitian ini pola penggunaan antibiotika tertinggi adalah Ceftriaxone 11,180 DDD/100 patient-days dan penggunaan antibiotik terendah adalah Ampisillin 0,037 DDD/100 patient-days dengan total nilai penggunaan antibiotika sebesar 28,516 DDD/100 patient-days.

Kata Kunci: Antibiotica Analysis; Tubeculosis; Chronic Obstructive Pulmonary Disease; Acute Respiratory Infections (ISPA); ATC/DDD.

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTIDIABETIK TUNGGAL DAN KOMBINASI DALAM MENGENDALIKAN GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Oleh: Monica Safitri

Abstrak:

Efektivitas antidiabetik merupakan seberapa jauh obat dapat mecapai target. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antara terapi monoterapi metformin dan kombinasi metformin-glimepirid dan mengetahui perbandingan kadar glukosa darah sebelum dan setelah diberi terapi. Penelitian ini adalah observasional analitik yang dilakukan secara retrospektif dengan rancangan penelitian cross-sectional. Efektivitas diukur dari selisih kadar glukosa darah. Sampel yang digunakan 95 orang pasien diabetes melitus yang mendapatkan terapi metformin, kombinasi metformin-glimepirid selama periode juli 2018- juni 2019. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas menderita diabetes melitus adalah perempuan. Pada usia mayoritas menderita diabetes melitus adalah kelompok ≥ 60 tahun. Beradasarkan tingkat pendidikan mayoritas menderita diabetes melitus adalah SMA. Pada tingkat pekerjaan mayoritas menderita diabetes melitus adalah wiraswasta. Hasil analisis efektivitas metformin dan kombinasi metformin-glimepirid menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p = 0,004) dan pada perbandingan kadar glukosa darah sebelum dan setelah penggunaan metformin menunjukkan terdapat perbedaan yang signifkan(p=0,000) dan pada kombinasi metformin-glimepirid juga terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,000).

Kata Kunci: Diabetes melitus tipe 2; efektifitas; metformin; glimepiride; perbandingan efektivitas

 

PENENTUAN KADAR SENYAWA FLAVONOID DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL DAUN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb)

Oleh: Monica Rifa Putri

Abstrak:

Gambir merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa antioksidan yaitu flavonoid. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa flavonoid merupakan senyawa yang mampu memimiliki kemapuan dalam menangkal radikal bebas. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan mampu mengetahui aktivitas antioksidan dari ektraksi etanol dan fraksi etil asetat dan melakukan skrining fitokimia serta mengetahui kadar flavonoid total. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan larutan penyari etanol 96%, dilanjutkan fraksinasi dengan etil asetat. uji skrining fitokimia dengan metode Uji Tabung dan KLT menunjukan sampel ekstrak etanol fraksi etil asetat mengandung senyawa flavonoid. Hasil penilitian menunjukan harga IC50 standar kuersetin sebesar 5,4887 ± 0,1758 μg/mL, ekstrak etanol sebesar 73,5282 ± 2,0307 μg/mL, dan fraksi etil asetat sebesar 80,4442 ± 0,6649 μg/mL. Penentuan kadar senyawa flavonoid total ekstrak etanol sebesar 8,5354 ± 0,1574 % b/b EK dan fraksi etil asetat sebesar 2,8901 ± 0,1272 % b/b EAG. Analisis data dengan uji non-parametrik mann whiteney menunjukkan hasil IC50 ekstrak etanol dan fraksi etil asetat berbeda bermakna, sehingga ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan lebih baik dibandingkan fraksi etil asetat.

Kata Kunci: Antioksidan; Uncaria Gambir Roxb; DPPH; gambir

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL MENGGUNAKAN METODE PILL-COUNT DAN MARS

Oleh: Miftahul Afwansyah & Haafizah Dania

Abstrak:

Penyakit tuberkulosis menjadi salah satu kasus kematian tertinggi sehingga perlu perhatian khusus dalam upaya pencegahan dan penanggulangannya agar menghentikan penularan. Kepatuhan meminum obat merupakan faktor penting dalam keberhasilan pengobatan TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pengobatan pasien TB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif yang dirancang secara studi cross-sectional yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dengan melihat kepatuhan pasien. Metode yang dilakukan yaitu wawancara menggunakan kuesioner Medication Adherence Rating Scale (MARS) dan Pill-count, dengan kriteria inklusi yaitu Pasien TB Paru dengan diagnosis ICD-10 kode A15.0. Hasil penelitian dari 30 subyek penelitian diketahui 50% adalah laki-laki dan 50% adalah perempuan dengan didominasi 83% berusia > 25 tahun. Hasil pengukuran kepatuhan menggunakan metode Pill-Count diketahui 100% pasien patuh dan hasil pengukuran tingkat kepatuhan menggunakan metode MARS diketahui 77% pasien memiliki tingkat kepatuhan tinggi, 23% pasien memiliki tingkat kepatuhan sedang dan 0% memiliki tingkat kepatuhan rendah. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien Tuberkulosis di RS PKU Muhammadiyah Bantul patuh, dengan tingkat kepatuhan tinggi dan sedang.

Kata Kunci: Tuberkulosis; Kepatuhan; MARS; Pill-Count

REVIEW: SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI

Oleh: Megah Resti Mawarni & Siti Fatmawati Fatimah

Abstrak:

Ekstrak daun kersen mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tanin yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri sehingga cocok diformulasikan menjadi sediaan gel. Tujuan review ini adalah mereview penelitian yang telah dilakukan tentang formulasi sediaan gel dari berbagai ekstrak sehingga diperoleh formula yang tepat dan konsentrasinya untuk formulasi sediaan gel ekstrak daun kersen sebagai antibakteri yang memenuhi syarat sifat fisik yang baik. Metode review yang digunakan adalah pencarian artikel melalui Google Scholar dan Microsoft Academic. Hasil penelusuran artikel diperoleh 17 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil review, artikel-artikel tersebut menggunakan berbagai macam eksipien dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Sebagian besar sifat fisik sediaan gel yang dihasilkan cukup baik. Kesimpulan dari review ini adalah formula sediaan gel ekstrak daun kersen sebagai antibakteri terdiri dari ekstrak daun kersen 15% atau 20%, HPMC 0,5−10% sebagai gelling agent, gliserin ≤ 30% sebagai humektan, pengawet kombinasi metil paraben 0,02−0,3% dan propil paraben 0,01−0,6% serta aquadest sebagai pelarut.

Kata Kunci: Gel; daun kersen; antibakteri.