IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN PASAL 6 HURUF C UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2019 TENTANG PERLINDUNGAN KESELAMATAN PENGGUNA SEPEDA MOTOR YANG DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN MASYARAKAT KHUSUSNYA DI KABUPATEN SLEMAN

Oleh: Rini Indriani

Abstrak:

Pengaturan tentang larangan merokok pada saat berkendara tidak lain adalah untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengendara dan orang lain ketika berkendara. Pengaturan oleh Menteri Perhubungan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Undang-undang Nomor 12 tahun 2019 tersebut lahir karena maraknya pengendara yang melakukan tindakan yang membahayakan diri atau orang lain ketika berkendara maka pemerintah mengambil langkah hukum untuk mengurangi hal tersebut. didalam penelitian ini, membahas terkait bagaimana penerapan peraturan menteri, apa saja hambatan, serta upaya apa saja yang dilakukan dalam pelaksanaan peraturan meneteri nomo 12 tahun 2019. Penelitian ini dilakukan dengan cara pendekatan Yuridis Sosiologis, dengan cara melakukan wawancara, studi kepustakaan dan analisis kepustakaan maka data diolah secara kualitatif dengan narasi deskripsi. Hasil yang terdapat dalam penilitian ini adalah Pemerintah dan Kepolisian dalam mengupayakan penegakan aturan tersebut maka dilakukannya sosialisasi dan terus melakukan penindakan dilapangan dengan jalan memberikan pemahaman terlebih dahulu bahwa ada larangan untuk tidak merokok pada saat berkendara kepada para pengguna jalan dan juga melakukan penindakan.

Kata Kunci: Implementasi, Peraturan Menteri, Perlindungan, Keselamatan, Sepeda Motor, Sleman.

PERANAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN KOTA YOGYAKARTA DALAM MENGAWASI KLAUSULA BAKU DI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Oleh: Pahrian Noor

Abstrak:

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) merupakan lembaga khusus yang dibentuk dan diatur untuk menyelesaikan sengketa atau perselisihan antara konsumen dengan pelaku usaha sekaligus memberikan layanan konsultasi yang diatur dalam Pasal 52 Undang-Undang Perlindungan Konsumen Tahun 1999. Perjanjian baku mengabaikan asas-asas hukum perjanjian karena dibuat oleh satu pihak, sehingga cenderung kurang adanya keadilan bagi para pihak. Perjanjian baku lebih memberikan keuntungan bagi pelaku usaha saja, dengan cara menggunakan klausula baku sehingga konsumen yang menanggung kerugian. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui peranan dan hambatan BPSK dalam mengawasi klausula baku pada perusahaan pembiayaan di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif-empiris. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer, sekunder dan tersier. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara, pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka. Keseluruhan data di analisis dengan analisa kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BPSK Kota Yogyakarta mempunyai peran untuk mengawasi, membina dan melakukan sosialisasi terhadap pencantuman klausula baku, selain menyelesaikan sengketa konsumen, namun BPSK Kota Yogyakarta bersifat pasif dan hanya bertindak jika ada pengaduan atau keluhan konsumen. BPSK Kota Yogyakarta juga tidak merasa berwenang menindak pencantuman klausula baku yang dilarang. Tindakan BPSK hanya pada saat ada pengaduan atau sengketa antara pelaku usaha dengan konsumen yaitu sebatas meminta pelaku usaha untuk menghapus klausula yang dilarang. Hambatan BPSK dalam menjalankan perannya yaitu ada kendala sumber daya manusia, perangkat kerja, pendanaan, lembaga peradilan dan penegak hukum lainnya

Kata Kunci: Klausuka Baku, Perusahaan Pembiayaan, BPSK Kota Yogyakarta

TANGGUNG JAWAB BPJS DALAM PEMENUHAN HAK KEPADA RUMAH SAKIT MM DUNDA KABUPATEN GORONTALO

Oleh: MIRAH SYAFIRA MOHAMMAD 

Abstrak:

Jaminan sosial merupakan mekanisme negara dalam mengatasi tantangan penyediaan akses dan pelayanan kesehatan bagi warga negara khususnya masyarakat miskin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola hubungan hukum BPJS dengan Rumah Sakit, tanggung jawab BPJS dalam pemenuhan hak kepada Rumah Sakit dan hambatan BPJS dalam pemenuhan hak kepada Rumah Sakit. Penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis empiris. Data penelitian adalah data primer dan data sekunder yang terdiri atas bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka. Keseluruhan data dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tanggung jawab BPJS dalam pemenuhan hak pada rumah sakit MM Dunda Kabupaten Gorontalo terbagi menjadi 2 yakni pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit MM Dunda Kabupaten Gorontalo sudah berjalan berdasarkan prosedur, berupa penyediaan fasilitas kesehatan untuk peserta BPJS dan pihak BPJS pun telah menangung pelayanan kesehatan para peserta BPJS berdasarkan dalam perjanjian kerja sama. Segi pelayanan administrasi sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. Pelayanan administrasi disini menjelaskan bahwa peserta BPJS dapat mengklaim hak peserta BPJS ke rumah sakit sehingga dari berita acara kelengkapan berkas klaim tersebut dapat dijadikan bukti Rumah Sakit dalam pencairan dana Klaim.

Kata Kunci: Jaminan Sosial, Pemenuhan Hak, Pelayanan kesehatan, Tanggung Jawab, Rumah Sakit

PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PENIPUAN MELALUI APLIKASI OJEK ONLINE DI POLDA DIY

Oleh: LUKY TRI SUGANDI

Abstrak:

Perkembangan jaman seiring dengan berkembangnya teknologi sangat popular digunakan pada saat ini. Perkembangan teknologi yang menghasilkan internet multifungsi telah dimanfaatkan dalam kehidupan sosial masyarakat. Menjadi sarana baru dalam melakukan kejahatan terkait tindak pidana penipuan melalui aplikasi ojek online. Penegakan hukum tindak pidana penipuan melalui aplikasi ojek online diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Jenis penelitian ini merupakan penelitian normative empiris dengan pendekatan yuridis sosiologis. Subjek dari penelitian ini adalah Kepolisian Polda DIY, dan objek penelitian adalah bentuk-bentuk pelanggaran ITE yang mengandung unsur penipuan, penyebaran berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen. Data: studi kepustakaan dan studi lapangan, analisis data berupa analisis isi dan kesesuaian. Hasil penelitian dalam menganalisis penegakan hukum yang sudah efektif dilakukan oleh Polda DIY dalam penanganan perkara-perkara dalam tindak pidana penipuan melalui aplikasi ojek online dapat dilihat dari teori full enforcement sebenarnya penegakan hukum sudah sesuai dan diselesaikan oleh Polda DIY dengan bukti penyelesaian kasus melalui proses penal di Pengadilan Negeri Sleman, adanya penurunan kasus pada bulan Mei tahun 2019 dengan jumlah 10 kasus hingga bulan Agustus tahun 2019 dengan menunjukan penurunan yaitu 1 kasus dan pada bulan Desember 2019 hanya ada satu kasus tindak pidana penipuan melalui aplikasi ojek online di Polda DIY. Kendala penegak hukum adalah tidak semua Kepolisian memiliki SDM yang mempunyai kemampuan teknologi, sarana dan prasaran. Upaya dari Kepolisian Polda DIY hanya dapat meminimalisir kendala-kendala yang muncul, adapun upaya bersama pemerintah membuat melaksanakan penegakkan hukum. Saran dalam penelitian ini adalah agar Kepolisian bersama pemerintah dapat memaksimalkan kerjasama dalam penegakan hukum.

Kata Kunci: Penegakan Hukum, Penipuan, Aplikasi, Ojek Online

Implementasi Program Adiwiyata di Sekolah Dasar Negeri Kotagede 3 Yogyakarta

Oleh Beny Darmawan dan  M. Ragil Kurniawan

Abstract:

This study aims to determine the implementation of the Adiwiyaa program, the role of the principal, teachers and students as well as the potential and constraints of SD Negeri Kotaede 3. This research is a qualitative descriptive study with the research subjects of principals, teachers and students of SD Negeri Kotagede 3. Data collection techniques. using interview, observation and documentation methods. The results showed the implementation of the Adiwyata program through planning and evaluation. 1) Planning includes the creation of a team, vision, school mission, RKAS, curimulum structure, and preparation of lesson plans. The implementation includes integrating PLH, developing environmental issues, maintaining the building and school environment, extracurricular activities, providing infrastructure and a healthy environmentally friendly canteen. Evaluation of student learning outcomes is communicated with the parents of students and evaluation of the program during a meeting. 2) The role of the principal as activator, person in charge of the program, monitoring, spearheading program evaluation. Teachers act as role models, familiarize themselves with environmental care and instill character values ​​of caring for the environment. 3) The potential for large school land to be planted with plants, cultivating the Rasater program and the interest of students in running the Adiwiyata program. sufficiently complete facilities and infrastructure. School constraints are limited manpower to maintain the environment, there are students who do not have the character value of caring for the environment, teachers have difficulty building awareness and accustom students to care for the environment, and school infrastructure needs improvement.

Key words: Implementation, Adiwiyata Program, Elementary School

Hubungan Sekolah dengan Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SD Negeri Karangnongko 1 Kalasan Sleman

Oleh Rakhmad Cahyo wibowo dan Hendra Widodo

Abstract: This study aims to (1) describe the relationship between schools and the community in improving the quality of education at SD Negeri Karangnogko I, (2) Knowing the constraints of school-community relations in improving the quality of education at SD Negeri Karangnongko I. This research is a qualitative descriptive study. The subjects in this study were the principal, 2 teachers, 3 communities. Meanwhile, the object is public relations in improving the quality of education at SD Negeri Karangnongko I. Methods of data collection using observation, interviews and documentation. Data analysis in this research is data reduction, data presentation and conclusion drawing. Test the validity of the data using trianulation techniques and triangulation of sources.The results showed that the relationship between schools and the community at SD Negeri Karangnongko I was increasing and getting better. Evidenced by internal relations through teacher council meetings, outbound, mass media (wa), recitation from schools, suggestion boxes and announcement boards. Meanwhile, external relations are through dialogue, recitation from the community, mass media (WA group committee), meetings and art performances, mass media. The constraints on the relationship between the school and the community at SD Negeri Karangnongko I are funding and time

Key Words: School Realtions; Community; Quality of Education

 

EVALUASI PROGRAM DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SLEMAN

Oleh: Puji Adhiayati, Fardhiasih Dwi Astuti

Abstrak:

Demam Berdarah Dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia terutama di wilayah tropis dan subtropis, tidak terkecuali Indonesia sebagai salah satu negara endemis demam berdarah dengue. Kasus DBD tertinggi di Indonesia pada tahun 2017 berada di Provinsi Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Bali, dan Aceh. Provinsi DIY mengalami KLB pada tahun 2015 dan 2016. Pada tahun 2017 kasus  DBD  termasuk  10  besar  masalah  kesehatan  di  Rumah  Sakit  dan  termasuk kedalam 10 besar masalah kesehatan yang ada di seluruh Puskesmas di Provinsi DIY. Tahun 2017 Kabupaten Sleman menempati kasus tertinggi kedua dengan jumlah kasus mencapai 427 kasus dan kematian 3 (CFR 1%). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini dipilih secara total sampling. Subjek pada penelitian ini yaitu pemegang program  demam  berdarah  dengue  pada  seluruh  puskesmas di  Kabupaten  Sleman. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar kuesioner yang terdiri dari pertanyaan pada aspek input, aspek proses serta aspek output. Permasalahan pada aspek input yaitu alat fogging yang sudah tidak layak pakai. Aspek proses yaitu sistem surveilans belum sesuai dengan buku pedoman P2DBD. Pada aspek output, incidens rate dan case fatality rate sudah mencapai target. Sedangkan angka bebas jentik belum mencapai target.

Kata Kunci: DBD, Evaluasi Program.

 

Perilaku Cyberbullying Ditinjau dari Empati dan Kematangan Emosi pada Remaja Pengguna Instagram

Oleh Tania Fazri Kalsum Ameliani dan Triantoro Safaria

Abstrak:

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara empati dan kematangan emosi terhadap perilaku cyberbullying pada remaja pengguna instagram. Subjek dari penelitian ini adalah remaja dengan batasan usia sekitar 15-24 tahun. Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 100 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif korelasi dengan skala sebagai alat pengumpulan data. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala cyberbullying, skala empati, dan skala kematangan emosi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Hasil dari analisis data dalam penelitian ini dengan hipotesis mayor terdapat hubungan antara empati dan kematangan emosi terhadap perilaku cyberbullying diterima dengan nilai koefisien R = 0,362 dengan p = 0,001 (p<0,01) yang berarti terdapat hubungan yang sangat signifikan antara empati dan kematangan emosi terhadap perilaku cyberbullying dengan sumbangan efektif sebesar 13,1%. Hipotesis minor pertama terdapat hubungan yang negatif antara empati terhadap perilaku cyberbullying dengan standar koefisien beta =-0,211 dengan taraf signifikansi p=0,049 (p<0,05) yang berarti hipotesis minor pertama diterima karena terdapat hubungan yang signifikan antara empati dan perilaku cyberbullying, empati memiliki sumbangan efektif sebesar 6,5% dengan perilaku cyberbullying. Hipotesis minor kedua terdapat hubungan yang negatif antara kematangan emosi terhadap perilaku cyberbullying dengan serta koefisien beta =-0,214 dengan taraf signifikansi p=0,046 (p<0,05) yang berarti hipotesis minor kedua diterima karena terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dan perilaku cyberbullying, kematangan emosi memiliki sumbangan efektif sebesar 6,6% dengan perilaku cyberbullying. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi empati dan kematangan emosi maka semakin rendah perilaku cyberbullying yang dilakukan remaja, sebaliknya ketika empati dan kematangan emosi rendah maka semakin tinggi perilaku cyberbullying yang dilakukan remaja.

Kata kunci: Cyberbullying, Empati, dan Kematangan Emosi

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENGAWASAN DAN PELATIHAN DENGAN PERILAKU AMAN PADA PEKERJA BAGIAN TEKNIK DI PT. PLN (Persero) ULP WATES

Oleh: Farika Yuliana & Julian Dwi Saptadi

Abstrak:

Perilaku aman merupakan segala bentuk perbuatan dan tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup sebagai bentuk refleksi dari kejiwaan. PT. PLN (Persero) adalah perusahaan dibidang ketenagalistrikan yang berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum, di Yogyakarta terdapat satu UP3 (Unit Pelaksana pelayanan Pelanggan) sebagai pusat pelayanan di area Yogyakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara peran pengawasan dan pelatihan dengan perlaku aman pada pekerja bagian teknik di PLN ULP Wates. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah 36 pekerja dibagian teknik PT.PLN ULP Wates dan menggunakan data primer. Analisis data menggunaan uji chi square dan teknik pengambilan sampel menggunakan totally sampling dengan instrumen penelitian kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara peran pengawasan dengan perilaku aman (p value 0,011<0,05). Tidak terdapat hubungan antara pelatian dengan perilaku aman (p value 0,628>0,05).

Kata Kunci: Peran pengawasan; pelatihan; perilaku aman.

PERBEDAAN ANALISA RISIKO KESEHATAN KERJA PADA PEKERJAAN BATIK TULIS DAN BATIK CAP DI HOME INDUSTRY BATIK PLENTONG

Oleh: Dewi Asriani & Machfudz Eko Arianto

Abstrak:

Setiap komponen kerja dapat menjadi sumber atau situasi yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi kesehatan pekerja. Kerugian kesehatan dapat berupa cedera atau gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Sumber atau situasi yang potensial tersebut dikenal sebagai bahaya atau faktor risiko kesehatan. Metode Health Risk Assessment (HRA) dipilih sebagai metode yang digunakan untuk meneliti risiko kesehatan kerja pada pekerjaan batik tulis dan cap di Home Industry Batik Plentong. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis risiko perbedaan pekerjaan batik tulis dan batik cap di Home Industry Batik Plentong Yogyakarta. Proses Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian observasi kualitatif, pendekatan studi kasus dan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara langsung. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang yang terdiri dari 6 orang pekerja dan 1 orang ahli HRA. Proses pekerjaan batik tulis dan batik cap terdapat bahaya ergonomi, bahaya fisik, dan bahaya kimia. Bahaya ergonomi (150) dan bahaya kimia (90) memiliki risiko yang tidak dapat diterima dan bahaya fisik (18) memiliki risiko yang dapat diterima. Pekerjaan batik tulis lebih berisiko terhadap bahaya ergonomi dibandingkan dengan proses pekerjaan batik cap.

Kata Kunci: Identifikasi bahaya; Analisis risiko; Health Risk Assessment (HRA)