Seminar Nasional Mahasiswa Entrepreneurship 5.0 Session 3: Menjadi Wirausaha Kreatif di Era Digital
Seminar Nasional Mahasiswa Entrepreneurship 5.0 Session 3 telah diselenggarakan pada 3 Maret 2025. Seminar tersebut diselenggarakan oleh Bimawa UAD dengan tema “Industri Kreatif: Menjadi Wirausaha Kreatif di Era Digital” dan disiarkan di kanal YouTube Bimawa UAD pada pukul 13.00 WIB.
Seminar tersebut diikuti oleh 7 narasumber yang berasal dari beberapa tiga universitas, yaitu Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Bone, dan Universitas Muhammadiyah Semarang. Para narasumber tersebut di antaranya ada Ulinuha Farah M selaku owner dari Olfacta Botanica, Novita Putri A selaku owner dari Jinjing Ecobaghepy, Latifa Juliani selaku owner dari Laviza Ecoprint, Sunarti selaku owner dari Sulo Honey, Rasmiati selaku owner dari Egeleaf Smile, Naufal F selaku owner dari SteetVibe Cloting, dan Wulan Widyastuti selaku owner dari BRICITION.
Materi pertama yang disampaikan oleh Ulinuha Farah M selaku owner dari Olfacta Botanica. Olfacta Botanica adalah aromaterapi yang terbuat dari bahan alami yang dapat membuat pikiran menjadi tidak stres dan juga baik untuk kesehatan. Selain itu, Ulinuha juga mengulik mengenai caranya agar bisa membentuk tim yang satu visi dan misi dalam berbisnis. Ia menyebutkan, meskipun hadirnya Olfacta Botanica ini hanya karena keisengan saja, tetapi karena dengan tim yang memiliki rasa tanggung jawab bersama, maka usaha tersebut bisa berkembang dengan baik. “Berbisnis berkelompok itu untuk mencari profit dengan cara menjual produk, maka bangunlah tim yang memiliki tujuan yang jelas dengan selalu menjaga komunikasi dan budaya kerja yang baik,” ujarnya.
Novita Putri selaku owner dari Jinjing Ecobaghepy pada materi berikutnya memaparkan tentang cara untuk dapat mencari solusi dari suatu permasalahan agar menjadi peluang bisnis. Usahanya yang bernama Jinjing Ecobaghepy merupakan saya satu produk yang lahir karena adanya berbagai macam permasalahan di era ini. “Produk kami adalah tote bag yang gambarnya bisa disesuaikan dengan selera konsumen, karena nantinya konsumen dapat melukis sendiri dari produk tote bag yang kami jual,” ujarnya, “Mengapa melukis? Karena melukis adalah salah satu cara untuk meminimalisir permasalah mental, selain itu dengan menggunakan tote bag, maka kita juga sudah berkontribusi untuk mengurangi permasalah sampah yang ada di Indonesia sekarang ini,” sambungnya.
Narasumber berikutnya adalah Latifa Juliani selaku owner dari Laviza Ecoprint. Laviza Ecoprint adalah industri kreatif yang memproduksi berbagai macam kebutuhan fashion, di antaranya pashmina, topi, dan tote bag. Ia menyebutkan peluang industri kreatif ini sangatlah luas, terutama karena bantuan teknologi. “Teman-teman, peluang bisnis ecoprint dalam industri kreatif semakin menjanjikan terutama dalam sektor fashion, maka kami ingin memberikan inovasi baru terhadap sektor fashion tersebut dengan menggunakan bahan alami yang ramah lingkungan,” ucapnya, “Melalui pemanfaatan bahan alami, maka akan memberikan nilai tambahan terhadap bisnis,” lanjutnya.
Sunarti selaku owner dari Sulo Honey pada pemaparannya menekankan tentang pentingnya kreativitas dan inovasi bagi para wirausahawan. Menurutnya, kreativitas bukan hanya memiliki ide saja, melainkan juga bagaimana kita dapat mengelola ide tersebut. Selain itu, ia juga memberikan tips agar sukses berwirausaha, di antaranya adalah melakukan inovasi yang berkelanjutan, memanfaatkan teknologi, menjaga kualitas dan membangun networking. “Jangan takut mencoba hal baru, teruslah berinovasi karena kesuksesan dimulai dari keberanian dan kerja keras,” ujarnya.
Rasmiati selaku owner dari Egeleaf Smile, yaitu pasta gigi bahan alami yang ramah lingkungan memaparkan tentang cara untuk berinovasi dengan bahan-bahan yang unik. Pasta gigi Egeleaf Smile sendiri adalah pasta gigi yang terbuat dari limbah cangkang telur dan dikombinasikan dengan daun sirih. Melalui inovasinya yang unik, Rasmiati menyebutkan dengan melihat permasalahan yang ada di lingkungan sekitar, maka kita dapat membuat solusi yang dapat menghasilkan keuntungan. Ia menyatakan, karakter kreatif dan inovatif cara untuk menghasilkan keuntungan tersebut. “Agar dapat sukses berwirausaha, maka kita perlu melakukan inovasi dan kreativitas, selain itu juga gunakanlah teknologi untuk mengenalkan produk kita kepada khalayak umum,” ucapnya.
Naufal selaku owner dari kaos ramah lingkungan, yaitu SteetVibe Cloting menyatakan bahwa zaman terus mengalami perubahan dan para wirausahawan harus bisa beradaptasi dengan perubahan tersebut dengan menciptakan produk yang inovatif. “Persaingan yang semakin ketat karena tren pasar yang cepat berubah, maka kita harus lebih inovatif dan kreatif dalam membuat produk karena konsumen akan lebih selektif dalam memilih produk pada era sekarang,” ujarnya. Selain itu, ia menekankan tentang pentingnya membangun brand dengan menggunakan nama brand yang unik agar bisa diingat konsumen dan menggunakan logo untuk identitas produk yang dibuat.
Wulan Widyastuti selaku owner dari BRICITION, yaitu tas celana jeans bekas memaparkan tentang caranya untuk membuat produk yang ramah lingkungan dengan menggunakan jeans bekas. Ia mengaku sempat kesulitan untuk meyakinkan orang lain tentang produknya yang berkualitas, “Karena ini bahan utamanya adalah jeans bekas, banyak orang yang berpikiran bahwa bahan tersebut memiliki kualitas yang buruk, tetapi dengan seiring berjalannya waktu, saya dapat mengubah persepsi tersebut dengan melakukan berbagai upaya,” ujarnya. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Wulan di antaranya adalah melakukan branding yang kuat dengan memaksimalkan media sosial, influencer, pameran dan expo untuk semakin meyakinkan produk yang ia buat memiliki kualitas yang baik.