Multiliterasi Sebagai Daya Menangani Disfemisme Bahasa Anak Sd Menuju Generasi Emas 20455
Oleh Kinanthi Purwa Hapsari
ABSTRAK:
Sungguh miris rasanya melihat fenomena saat ini anak dengan usia sekolah dasar berbicara dengan bahasa yang kasar atau menggunakan disfemisme dalam mengapresiasikan sesuatu tanpa paham dengan arti dari ungkapan yang mereka gunakan. Rendahnya daya baca anak di Indonesia menyebabkan kurang terampilnya peserta didik dalam mengembangkan pemahaman kata dan konsep dalam bentuk ungkapan atau suatu gagasan. Hasil riset minat membaca oleh Central Conneticut State University pada maret 2016, Indonesia memperoleh pringkat ke-60 dari 61 negara. Data dari UNESCO menunjukkan persentasi minat baca anak Indonesia hanya 0.001%, artinya dari 1000 anak bangsa, hanya satu anak yang minat membaca. Menyambut generasi emas Indonesia tahun 2045, pendidikan di abad 21 saat ini harus sejalan dengan perkembangan zaman agar dapat menciptakan generasi muda yang berkualitas. Solusi yang bisa diberikan yaitu berupa model pembelajaran multiliterasi sebagai daya menangani disfemisme bahasa anak usia sekolah dasar untuk mewujudkan generasi emas Indonesia pada abad 21. Tidak hanya sekedar literasi dimana peserta didik membaca, mendengar dan menyimak, tetapi peserta didik dapat memahami, mengkritisi, mengevaluasi dan menerapkannya.
Kata Kunci: Multiliterasi, disfemisme, generasi emas 2045
Selengkapnya: